Minggu, 15 Agustus 2010

Saksi: Polisi Malaysia Menembak 2 Kali

Minggu, 15 Agustus 2010 | 19:20 WIB
BATAM, KOMPAS.com - Hermanto, Kepala SKPD DKP (Stuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan) Karimun, Kepri hingga kini masih terguncang mengingat insiden dengan polisi Malaysia saat melakukan penangkapan 7 nelayan Malaysia yang melakukan penangkapan ilegal di perairan Kepulauan Riau, Jumat (13/8/2010).

Walau begitu, Hermanto mengaku tidak takut tatkala petugas MPM berteriak menggertak dan menembak saat memaksa agar 7 nelayan Malaysia yang ditangkap petugas DKP Kepri itu agar dilepaskan. Hermanto adalah satu diantara 6 orang petugas DKP yang berhasil menyelamatkan diri dari sergapan polisi Malaysia itu.

Namum demikian, ia mengaku terobati karena kasus ini menjadi isu yang nasional. Dirinya tidak menyangka akan mengalami peristiwa tersebut. Pasalnya dia sangat yakin dan pasti bahwa kedudukan titik koordinat pada saat dilakukannya penangkapan 5 kapal nelayan berbendera Malaysia itu benar-benar berada dalam posisi wilayah Indonesia.

"Saya sangat yakin dan pasti kalau itu benar-benar berada di posisi teritorial wilayah Indonesia," jelas Hermanto, Minggu (15/8/2010).

Oleh karena itulah ketika seorang dari anggota Marine Police Malaysia (MPM) yang berteriak keras dan meminta untuk memindahkan 7 nelayan dari kapal patroli Dolphin 015 ke kapal patroli polisi Malaysia, ia menolak tegas. Ia pun bersuara lantang menjawab penolakan itu. Akibat penolakan tersebut terjadi cekcok mulut antara dirinya dengan seorang anggota polisi Malaysia yang tidak ia ketahui jelas pasti pangkat dan namanya.

"Saya sudah jelaskan kepada mereka, kalau para nelayan Malaysia itu melakukan illegal fishing di wilayah Indonesia dan akan dibawa ke Batam untuk di proses hukum, namun mereka malah bersikukuh kalau kitalah yang masuk dalam wilayah hukum Malaysia," jelas Hermanto.

Sejurus kemudian, terjadilah insiden penembakan dua kali ke udara yang dilakukan oleh MPM. Ia mengira penembakan itu bertujuan untuk menakut-nakuti dirinya bersama para anggota kapal Patroli Dholpin 015 yang merupakan patroli gabungan antara DKP Tanjung Balai Karimun dan Batam.

"Dengan nada yang tidak mengenakkan dan terlihat emosi, seorang MPM menembakkan senjatanya ka udara dua kali, namun kita tidak takut, karena saya yakin kita benar," kata Hermanto.

Tiga petugas DKP berhasil menggiring 7 nelayan Malaysia. Namun, tiga lainnya ditahan polisi Malaysia. Saat ini, nasib ketiga aparat DKP masih belum jelas.(Tribun Batam/Iman Suryanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar